kategori

welcome to my blog

Senin, 13 Juni 2011

ETIKA JAMUAN KANTOR

Acara
 
Makan siang atau makan malam dengan rekan bisnis atau klien tentu saja tidak sama dengan acara serupa bersama teman atau keluarga. Ada beberapa etika yang harus dipenuhi dan tidak boleh dilanggar.

Sudah jamak terjadi bahwa pertemuan atau jamuan bisnis bisa dilakukan di tempat yang lebih nyaman dan tidak kaku, misalnya disebuah rerstoran, sambil menikmati makan siang atau makan malam. Suasana seperti ini memang bisa membuat suasana menjadi lebih cair dan pembicaraan bisnis jadi lebih santai.

Meski begitu, suasana seperti ini terkadang membuat beberapa orang jadi terhanyut dan lupa bahwa acara yang sedang diikutinya adalah sebuah jamuan bisnis. Misalnya saja saat di restoran yang didatangi ternyata memberikan pelayanan yang buruk, seseorang bisa saja meminta untuk diberi diskon atau potongan harga.

"Kalau Anda makan bersama keluarga, sah-sah saja melakukan itu. Tapi jangan pernah melakukannya saat bersama klien atau rekan bisnis," ujar konsultan karier Lahle Wolfe, seperti dikutip dari about.com.

Untuk menampilkan kesan yang baik, langkah pertama yang harus dilakukan menurut Wolfe adalah dengan datang lebih awal ke restoran. "Setidaknya datang lima menit lebih awal. Dan jangan lupa untuk menjabat tangannya dengan erat dan hangat saat ia datang," jelasnya.

Etika memesan makanan

Selanjutnya saat memesan makanan, Wolfe menganjurkan untuk membiarkan rekan bisnis untuk memulai memilih menu terlebih dahulu. Selain itu, jangan pernah memilihkan menu untuknya, kecuali jika diminta. Jika memang dia meminta saran, Anda bisa menyarankan menu yang pernah dicoba atau bisa meminta bantuan pelayan untuk memilihkan menu untuknya.

Memberi tip

Dalam jamuan bisnis, memberi tip atau imbalan kepada pelayan atau restoran adalah hal yang wajib. Bahkan jika menganggap bahwa pelayanan restoran tersebut standas atau di bawah standar, Anda tetap harus meninggalkan tip untuk restoran. Meski begitu, Wolfe mengingatkan bahwa tip harus diberikan sesuai pelayanan restoran tersebut. Jika Anda memberikan uang tip yang banyak, padahal pelayanan restoran tersebut di bawah standar atau biasa saja, maka secara tidak langsung mengesankan pada klien bahwa Anda adalah orang yang sombong atau hipokrit. "Dalam bingkai bisnis, semua yang Anda lakukan harus mencer,imkan semangat berbisnis. Berilah imbalan sesuai apa yang dilakukannya," tegas Wolfe.

Berhati-hati dengan pelayanan yang buruk

Jika restoran tempat Anda makan ternyata memiliki pelayanan yang buruk, berhati-hatilah saat menyampaikan keluhan kepada pelayan atau manajer restoran. Jika memang harus menyampaikan keluhan, sampaikan dengan cara yang sopan dan elegan. Jangan membentak, apalagi sampai menghina pelayan atau manajernya. Pasalnya, cara Anda dalam mengatasi situasi yang buruk akan menjadi bahan pertimbangan rekan bisnis atau klien dalam melanjutkan hubungan bisnis. Jika pelayanan yang buruk di restoran saja sudah bisa membuat Anda kalap, bagaimana mungkin Anda bisa mengambil putusan yang tepat saat genting?

Siapa yang membayar?

Jika Anda yang menawarkan bertemu untuk makan siang atau makan malam, Andalah yang harus membayar semua tagihannya. Namun jika klien yang menawarkan, saat pelayan membawakan tagihan, Anda bisa menawarkan untuk membaayar tagihan tersebut. Jika dia mengatakan yang akan membayar, coba lagi dengan menawarkan bahwa Anda akan membayar separuh dari tagihan tersebut. Jika dia menolaknya, Anda tidak perlu menawarkan lagi. "Yang penting, jangan sampai berebut untuk membayar tagihan tersebut. Jika klien membayar semua tagihan, Anda bisa mengatakan bahwa lain kali Andalah yang akan membayar tagihan berikutnya," saran Wolfe.

Jika Anda benar-benar ingin memberi pelayanan yang memuaskan bagi rekan bisnis atau klien, boleh juga untuk menyewa satu atau beberapa pelayan khusus untuk melayani Aanda dan klien. Lakukan "briefing" sejenak dengan pelayan tentang apa yang harus, boleh, dan tidak boleh dilakukan saat melayani klien tersebut.

(Koran SI/Koran SI/tty)



Etika Pada Jamuan Kantor

Pernah menghadiri jamuan bisnis?
Bagaimana rasanya, canggung dan salah tingkah?
Tenang, setelah belajar etiketnya, dijamin Anda siap menghadiri jamuan-jamuan berikutnya. Jamuan bisnis merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pergaulan professional. Jamuan bisnis tidak hanya makan-minum, tapi juga ada etiket yang perlu diketahui. Jangan dianggap enteng, karenameski tak ada sangsi, tapi salah beretiket bisa berpengaruh terhadap kelanjutan bisnis Anda. Ada beberapa aturan pokok yang harus Anda pahami dalam suatu jamuan bisnis, karena kredibilitas Anda juga dipandang dari cara Anda berprilaku dalam jamuan bisnis tersebut. Berikut ini akan diuraikan bagaimana tips etika pada jamuan bisnis, menurut Indayati Oetomo, pakar etiket dan pengembangan kepribadian dari International Robert Power:

1. Istilah-istilah Makan. Dalam jamuan makan internasional dikenal 6 jenis istilah makan: coffee morning (10:00-12:00), brunch alias breakfast (antara waktu makan pagi dan makan siang), lunch (11:30-17:00), teatime (14:30-17:00), cocktail (18:00-19:00) dan dinner (19:00).

2. Pilihan Awal yang Cermat. Jika Anda dihadapkan pada 2 opsi, menu buffet atau pilih menu, Anda sebaiknya cermat menjawab. Kalau nafsu makan Anda tidak kencang, maka lebih bagus jika yang dipilih adalah per menu saja. “Kesalahan yang sering terjadi, kita kerap menjawab terserah. Padahal jawaban ini menunjukkan kita tidak mampu menentukan pilihan. Bagaimana relasi bisnis Anda menilai Anda capable, jika dalam urusan memilih menu saja, Anda tidak mampu menentukan pilihan,” kata Indayati.

3. Menjalin Percakapan. Awali percakapan dengan pemilihan topic yang ringan, bersifat netral, tidak kontrversial dan tidak menyinggung masalah pribadi. Agar tidak terlalu tegang, mulailah dengan membicarakan mengenai kejadian yang terjadi hari itu, seperti cuaca, berita aktual dan hiburan. Hindari pembicaraan yang mengarah pada perdebatan, apalagi samapai tarik urat syaraf. Setelah itu, baru meningkat ke level berikutnya. Di sinilah Anda bisa menyampaikan maksud dan tujuan dari pertemuan tersebut. “Hindari prolog pembicaraan dengan kalimat ‘Maksud saya mengundang adalah’ karena kesannya kita pamrih sekali. Sepotong kata pembuka tapi bisa mempunyai opini buruk. Sebaiknya katakan, ‘Ini kesempatan bagus untuk bertemu, bisa tidak kita melakukan kerjasama’,” saran Indaryati.

4. Perangkat Makan. Untuk formal dinner peralatan yang digunakan adalah piring makan, gelas air, gelas anggur putih, dan gelas anggur merah. Lalu serbet, garpu hidangan pertama, garpu hidangan utama, pisau hidangan pertama, sendok sup, sendok buah atau garpu hidangan laut. Menu lengkap jamuan makan malam resmi diawali dengan pre dinner drink atau minuman pembuka yang biasanya mengandung alkohol. Lalu appetizer (hidangan pembuka), selanjutnya main course (hidangan utama) dengan cirinya hidangan dari daging. Kemudian ditutup dengan dessert. Tak ketinggalan the atau kopi.

5. Aturan Memulai Menyantap Hidangan. “Gunakan perangkat makan dari yang letaknya terlar, di kiri dan kanan Anda,” kata Indaryati. Perlu juga diketahui bahwa minuman diletakkan di sisi kanan dan salad atau roti di kiri Anda. Jadi jangan salah ambil. Ambil serbet dan letakkan di pangkuan. Bila ingin meninggalkan meja makan saat acara makan berlangsung, jangan lupa meletakkan serbet di bangku, bukan di atas meja.

6. Aturan Makan. Makanlah dengan perlahan, jangan terlalu cepat dan bernafsu (walaupun Anda tengah lapar). Jika Anda ingin minuman beralkohol, sebaiknya jangan lebih dari 1 gelas dan pilihlah yang light sepertii wine. Apabila Anda wanita, pastikan noda lipstick Anda tidak menempel di gelas. Cara makan daging ala Amerika dan Eropa berbeda. Kalau ala orang Amerika, daging dipotong-potong dan dimakan dengan menggunakan tangan kanan. Sedangkan Eropa, daging diiris, lalu dimakan dengan posisi pisau dan garpu menghadap ke bawah. Hindari juga bersendawa dan menguap tanpa menutup mulut. Hal ini akan mengesankan Anda tidak sopan. Bagi wanita, tahan keinginan Anda untuk mengoreksi make up dan menyisir rambut di depan umum. Bagi Pria, jika ruangan berpendingan, tangan keinginan Anda untuk merokok.

7. Selama Acara Jamuan Berlangsung, sebaiknya matikan alat komunikasi. Jangan memotong pembicaraan dengan menerima telepon. “Intinya, perlakukan orang yang berada di depan Anda sebagai orang penting. Jangan memotong omongannya untuk menerima telepon masuk,“ lanjut Indaryati.

8. Selesai Makan. Posisi sendok, garpu dan pisau ketika sudah selesai makan tidak sama dengan posisi yang menyatakan, Anda sedang beristirahat. Sendok dan pisau pada posisi pukul 4, menyatakan  Anda telah selesai makan.(tipsanda.com)



Ilustrasi:konsultasisyariah.com